Keutamaan Puasa Arafah
sebelum saya masuk ke postingan saya, saya ajak dulu agar kita semua tidak melewatkan puasa pada 9 dzulhijjah. oke?
karena ada beberapa keutamaannya yang patut untuk kita raih. berikut keutamaannya.
cekidot:
karena ada beberapa keutamaannya yang patut untuk kita raih. berikut keutamaannya.
cekidot:
HARI ARAFAH, diantara keutamaan hari Arofah (9 Dzulhijah) disebutkan dalam hadits berikut, “Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah di hari Arofah (yaitu untuk orang yang berada di Arofah). Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?” [13] Keutamaan yang lainnya, hari arofah adalah waktu mustajabnya do’a. Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arofah.” [14] Maksudnya, inilah doa yang paling cepat dipenuhi atau terkabulkan. [15] Jadi hendaklah kaum muslimin memanfaatkan waktu ini untuk banyak berdoa pada Allah. Do’a ketika ini adalah do’a yang mustajab karena dilakukan pada waktu yang utama. Bagi orang yang tidak berhaji dianjurkan untuk menunaikan puasa Arofah yaitu pada tanggal 9 Dzulhijah. Hal ini berdasarkan hadits Abu Qotadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Puasa Arofah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” [16] Hadits ini menunjukkan bahwa puasa Arofah lebih utama daripada puasa ‘Asyuro. Di antara alasannyaSumber: http://raytkj.blogspot.com/2012/10/keistimewaan-puasa-di-bulan-dzulhijjah.html
Di antara puasa tathawwu’ yang paling utama adalah puasa
Arafah. Yang dimaksud dengan puasa Arafah adalah puasa pada tanggal 9
Dzulhijjah. Pada saat itu kaum muslimin yang melakukan ibadah haji berkumpul
wukuf di padang Arafah.
Sebagaimana sabda Rasullulah :
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Puasa satu hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah), aku berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya. Puasa hari ‘Asyura’ (tanggal 10 Muharram), aku berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya.” (HR. Muslim, no 1162, dari Abu Qatadah).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Puasa satu hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah), aku berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya. Puasa hari ‘Asyura’ (tanggal 10 Muharram), aku berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya.” (HR. Muslim, no 1162, dari Abu Qatadah).
Sebagian orang mendapatkan masalah ketika mendapati
tanggal/kalender di negaranya berbeda dengan di Arab Saudi. Maksudnya, pada
hari ketika jamaah haji sedang berkumpul di Arafah, yang hari itu adalah
tanggal 9 Dzulhijjah di negara Arab Saudi, tetapi kalender di negaranya pada
hari itu adalah tanggal 10 Dzulhijjah, umpamanya. Maka, apakah dia berpuasa
pada tanggal 9 Dzulhijjah menurut kalender di negaranya sendiri, padahal di
Arab Saudi masih tanggal 8 Dzulhijjah, dan para jamaah haji belum menuju
Arafah. Atau dia berpuasa pada tanggal 10 Dzulhijjah menurut kalender di
negaranya sendiri dan di Arab Saudi sudah tanggal 9 Dzulhijjah, dan para jamaah
haji berkumpul di Arafah. Dalam hal ini yang menjadi ukuran adalah wuquf di
Arafah, bukan kalender di negaranya. Karena di dalam hadits-hadits Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut dengan “puasa hari Arafah”, sehingga mestinya
wuquf di Arafah itulah yang menjadi ukuran. Wallahu a’lam.
Puasa Arafah untuk Selain yang Berada di Arafah Kemudian,
bahwa disunnahkannya puasa Arafah ini berlaku bagi kaum muslimin yang tidak
wuquf di Arafah. Adapun bagi kaum muslimin yang wuquf di Arafah, maka tidak
berpuasa, sebagaimana hadits di bawah ini ِ
“Dari Ummul Fadhl binti al- Harits, bahwa orang-orang
berbantahan di dekatnya pada hari Arafah tentang puasa Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam. Sebagian mereka mengatakan, ‘Beliau berpuasa.’ Sebagian lainnya
mengatakan, ‘Beliau tidak berpuasa.’ Maka Ummul Fadhl mengirimkan semangkok
susu kepada beliau, ketika beliau sedang berhenti di atas unta beliau, maka
beliau meminumnya.” (HR. Bukhari, no. 1988; Muslim, no. 1123). Setelah kita
mengetahui keutamaan puasa hari Arafah ini, maka yang tersisa adalah
pengamalannya. Karena setiap manusia nanti akan ditanya tentang ilmunya, apa
yang telah dia amalkan. Semoga Allah selalu memberikan kepada kita untuk berada
di atas jalan yang lurus. Amin.
Comments
Post a Comment