Guru pun Perlu Disiasati

Pernah tidak, kamu menyusun strategi untuk menghadapi guru mata pelajaran tertentu?
Gak gaul kalo gak pernah! Gituuuu :D

Secara teoritis, yang membuat seorang siswa menyusun strategi khusus untuk menghadapi guru tertentu adalah tentang siswa itu sendiri atau memang tentang gurunya. Tentang siswa: siswanya yang tidak taat aturan (tidak mengerjakan tugas misalnya), atau tentang gurunya: marah-marah gajelas... Tapi sejauh ini gak ada ya guru yang marah-marah gajelas, paling juga marahnya gara-gara siswa. Jadi, kesimpulannya, seorang guru tergantung siswanya!

First, untuk guru-guru muda (biasanya guru magang atau guru honor), ini adalah jenis guru terfavorit di kalangan siswa. Guru muda itu bawaannya easy going, selama itu tidak mencemarkan nama baik guru yang bersangkutan.
Yang membuat guru-guru muda menjadi guru favorit para siswa adalah karena: Guru muda banyak toleransinya, mungkin karena dia baru saja mengakhiri masa siswanya. Guru muda tidak melarang bekerja sama saat ujian, selagi itu gak ribut. Dalam perihal ngumpulin tugas, guru muda lebih banyak yang "kalo ngumpulin oke, kalo kagak yo uwes". Selain itu, fakta terselubungnya adalah, guru-guru muda masih cantik/ganteng (inilah sudut pandang beberapa orang siswa yang tidak dapat dipungkiri, apalagi dilupakan).
Alasan-alasan inilah yang biasanya  membuat pelajaran yang diajar oleh guru-guru muda menjadi mata pelajaran kesukaan siswa. Dan dalam menghadapi guru seperti ini, tidak begitu dibutuhkan sebuah strategi yang penuh perhitungan. Cukup dengan solid satu kelas (kompak sekelas), misalnya gini: "ah udah deh teman, kita pura-pura lupa aja semua), atau bekerja sama dalam mengalihkan pembicaraan. Tapi diperlukan pendekatan lebih untuk hasil maksimal, sok kenal sok dekat is not a problem I think XD

Second, dari bebrapa jenis guru dalam dunia persekolahan di Indonesia, guru yang paling disiapkan amunisi ekstra untuk menghadapinya oleh para siswa adalah untuk menghadapi guru-guru killer. Ada beberapa kriteria seorang guru dikatakan killer, biasanya yaitu guru-guru senior yang taat aturan, disiplin, dan penuh perhitungan dalam hal nilai-menilai. Selain itu, guru mata pelajaran eksak. Biasanya guru killer sudah hampir pensiun dan berkacamata, maka tidak heran muncul paradigma "ah masa bodo aja, ntar lagi dia juga pensiun". This is a true story bro & sist!  
Jadi guru mata pelajaran eksak lo itu guru senior yang taat aturan, disiplin, dan "pelit" nilai? Kelar idup lo. Guru mata pelajaran eksak seorang guru senior saja sudah seumpama ditusuk belati, apalagi taat aturan,disiplin, dan "pelit" nilai, ini seumpama ditusuk belati dan dicabut perlahan. Aww



Dengan guru killer, janganlah sekali-kali mencoba untuk melanggar aturannya, tidak mengerjakan/mengumpulkan tugas tepat waktu misalnya. Bila akan belajar dengan guru killer, maka adalah pilihan terbaik jika kamu memilih untuk membaca materi yang akan diajarkannya. Kerjakan tugasnya, dan taati aturannya.
Dengan guru-guru muda, janganlah sekali-kali menganggap remeh dirinya. Tunjukkanlah kepada mereka bahwa mereka itu kamu perlakukan sama seperti guru senior lainnya. Dan ingat, janganlah keseringan memanfaatkan karakter "guru muda"nya itu, jangan terlalu sering membuat guru muda mengikuti maumu, sesekali ikutilah apa yang mereka katakan tanpa tawar-menawar atau negosiasi.

Namun dibalik ini semua, semua guru itu sama saja. Sama-sama berjasa dan sama-sama tanpa tanda jasa. Mau itu guru muda ataupun guru killer, mereka tetap guru kita yang terhormat. Tetaplah tunduk kepada mereka, tanpa mereka kita tidak berarti apa-apa.
Selamat hari pahlawan!


 

Comments

Popular posts from this blog

Lirik Lagu "Odoru Pompokorin" (Maruko Chan)

Rembulan dalam Cappuccino

Analisis Puisi