Teorema Cinta

Cinta. Pramoedya Ananta Toer mengatakan "Tidak ada yang baru dibawah sinar matahari, cintalah yang selalu menarik untuk dibahas". Ini pernyataan yang benar sekali menurutku. 
Tanpa cinta segala sesuatunya itu terasa hambar. Terbukti padaku, ketika aku tidak mencintai matematika, pelajaran matematika terasa sangat hambar. Namun, saat aku mencintai pelajaran biologi, pelajaran biologi terasa sangat menarik dan asik sekali. True story!

Kali ini, aku akan membahas tentang cinta. Di tulisan-tulisanku selalu ada cinta, ada cinta untuk pembaca. Ah ya, sepertinya reputasi blog ini menjadi turun gara-gara aku yang menuliskan dua orang temanku di postingan sebelumnya. Tapi tidak juga, ternyata bagi beberapa orang, postingan RIFQY dan Si DW itu sangat menarik, karena berisi tentang siklus percintaan mereka. Tuh kan, benar apa yang di katakan Pramoedya A. Toer: "cinta selalu menarik untuk dibahas". HAHAHAHA 

Seorang klienku, panggil saja Siti, memiliki kasus yang
sangat memprihatinkan selama beberapa tahun terakhir... Kasusnya sebagai berikut:
Siti semasa SMP dulu pernah berpacaran dengan Adi (nama samaran). Tapi kala itu Siti memilih untuk mengakhiri hubungannya dengan Adi lantaran ada seseorang yang lebih mengesankan daripada Adi. Oke, sekarang Siti lebih memilih orang lain daripada Adi. Namun, ditengah hubungannya dengan orang yang Siti anggap lebih baik daripada Adi ini, Siti menyadari bahwa ternyata Adi jauh lebih baik daripada orang lain tersebut. Ternyata Siti salah memutuskan dan ingin kembali lagi dengan Adi.... *tolong putarkan lagu yang liriknya "terlambat kusadari, kau teramat berartiiii~"

Oh no, tapi sayang, Siti yang malang, Adi sekarang sudah ada yang lain, yang mungkin memang lebih baik daripada Siti.... Tapi Siti tetap saja tidak sudi dengan keberadaan perempuan yang bersama Adi. (padahal menurutku Siti enggak berhak loh buat gak sudi). 
Nah, sampai disini, kesimpulan kisah scene pertama ini adalah Siti yang ngenes: mencintai orang yang mencintai orang lain, atau mencintai orang yang tidak mencintainya wkwkwkwk.... Dan, Siti adalah tipe orang yang cinta terhadap seseorang bila orang tersebut telah bertitel "mantan". Gini: saat pacaran dia pikir dia udah gak cocok lagi, tapi pas udah end, dia mikirnya sangat cocok. Ah berbelit-belit

Scene pertama ini menjadi sangat ironis sekali ketika Siti harus bertahan dengan perasaannya ini bertahun-tahun lamanya. Perasaan terhadap seseorang yang dulu ia tinggalkan, namun kini ia inginkan, dan masih ia inginkan hingga detik ini. Miriiiiiss XD
Kalo aku, aku mengatakan kasus Siti ini adalah kasus yang dapat dikategorikan ke dalam kasus "gagal move on" 
Tapi Siti keukeuh sekali mengatakan tidak! Menurutnya ia tidak gagal move on... (benar juga menurutku, kan Siti-nya belum pernah mencoba untuk move on). Siti berdalih, move on satu sekolahan itu susah, tiap ketemu bawaannya baper, jadi ingat kenangan. Menurutku enggak juga, move on itu tergantung tekad, kalo kita bertekad kuat untuk move on, pasti bawaannya kalo ketemu itu selalu hal positif, gabakalan ada yang namanya baper, apalagi sirik sama ceweknya yang sekarang. Tepis semua perasaan yang relatif itu dengan logika akal sehat - percuma kan, ngabisisn kuota internet buat ngestalkin si dia, toh malah nambah sakit hati. Kunci move on adalah berhenti mencari tahu!*(Kok aku kayak udah pernah move on aja ya, hahaha gini-gini aku adalah pemerhati siklus percintaan seseorang, dan aku dapat mengemukakan teorema-teorema percintaan seseorang -pemahaman teorinya 100, praktiknya 0 memang ). Akulah pembaca setia rahasia gadis hahahahaha

Di lain sisi, Siti juga dapat dikatakan sebagai seseorang dengan cinta yang tulus, andaikata Adi mengetahui bahwa Siti masih mengharapkannya hingga tahun ini, menurutku ini patut diperhitungkan oleh Adi. Karena ada pula teori (telah dibuktikan penelitian) yang mengatakan bahwa, "Bila kamu mencintai seseorang, perasaan itu akan bertahan lebih dari empat bulan. Namun bila perasaan itu telah hilang dalam waktu kurang dari empat bulan, itu artinya kamu hanya naksir orang itu. Bukan cinta!"..... 
Saranku, bila kamu memiliki rasa yang tidak kamu mengerti terhadap seseorang, maka perhatikanlah dalam empat bulan pertama rasa itu ada, bila lebih dari empat bulan rasa itu masih ada, maka its okay buat kamu  untuk mengungkapkannya ataupun memperjuangkannya. Namun, bila rasa itu entah hilang entah kemana, itu artinya kamu hanya naksir semata! Paham?
Jadi, berpikir dua kalilah untuk mengungkapkan perasaan cinta, agar tidak terjebak dalam cinta itu. Cinta pada pandangan pertama itu tidak ada, itu hanyalah nafsu. Bagaimana mungkin, baru melihatnya saja kita dapat mengatakan itu cinta? Karena salah satu pondasi cinta adalah kenyamanan, dan kenyamanan hanya ada setelah ada interaksi/komunikasi.

Berdasarkan teorema lain, dari kasus Siti diatas, juga dapat ditarik kesimpulan bahwa: Dibalik move on yang lambat, ada mantan yang hebat. Dibalik move on yang cepat, ada orang baru yang lebih hebat!

Hmmm untuk kasus Siti tadi, seyogyanya aku belum menemukan titik terangnya. Mungkin aku butuh lebih banyak observasi lagi. Tapi, yang baru dapat aku rumuskan, Siti sangat membutuhkan seseorang yang lebih hebat daripada Adi. Aduuuh, tolonglah Siti, kawanku :( apa kalian tega, melihat Siti terus terus tidak fokus belajar hanya karena apa yang orang katakan tentang "mantan terhebat"?

Pelajaran lain yang dapat diambil dari kasus Siti adalah:
Coba perhatikan, mengapa Siti bisa menganggap orang lain selain Adi saat itu lebih mengesankan baginya? Jika kita perteli, barangkali saat itu Siti bosan dengan hubungannya bersama Adi. Apa faktor penyebabnya? Boleh jadi Adi yang kurang perhatian/kurang pengertian, boleh jadi hubungan mereka yang cukup lama membuatnya jenuh, atau berbagai kemungkinan lain. Inilah yang dikatakan dengan faktor seseorang berpaling.

Udah, itu dulu teorema cinta untuk kali ini. See you on "Teorema Cinta (part II) hahahahaha
Salam tegar untuk Siti!


Comments

Popular posts from this blog

Lirik Lagu "Odoru Pompokorin" (Maruko Chan)

Rembulan dalam Cappuccino

Analisis Puisi