Pasca Observasi SMA 1 Batusangkar
Sudah menjadi program tahunan SMA 1 Batusangkar untuk mengunjungi PTN favorit di pulau Jawa. Kegiatan ini diikuti oleh kelas XI yang berminat dan dilaksanakan pada hari libur terkait Ujian Akhir Sekolah kelas XII. Nah, dalam hal ini aku adalah penikmat libur rumahan yang menamatkan banyak drama, bukan peserta observasi.
Kegiatan observasi ini diikuti dengan serius sebagai motivasi dan ajang memperbulat tekad bagi mereka yang benar-benar fokus observasi. Tentu sambil menyelam minum air, tidak sedikit peserta observasi yang melewatkan shopping di metropolitan Jawa. Sejauh yang saya ketahui, ada yang membawa cash hingga 2jt. Omagad untung saja ia bernasib baik dan tidak dicopet atau sebagainya. Dan barangkali masih banyak yang membawa cash diatas nominal tersebut.
Berdasarkan diskusi saya dengan purna observasi 2016, diantara mereka ada yang menguras saku hingga 1,7jt hanya untuk buah tangan. Woah daebak! Satu gantungan kunci juga ada yang membeli hingga 100K. Aku tidak habis pikir dengan kenyataan ini. Dan ini barulah diskusi saya dengan satu orang, bagaimana dengan 90% peserta lainnya? Ah gila.
Selain shopping, sekali mendayung dua - tiga pulau terlampau, ajang observasi juga dimanfaatkan sebagai ajang rekreasi. Hahaha terdengar seperti motto Jakarta Fair saja: "rekreasi sekaligus berbelanja". Tentunya yang menjadi peserta observasi sudah menyiapkan cukup hal untuk hal-hal seperti ini, bahkan ada yang menabung sejak setahun lalu. Memperbarui foto di sosial media dan check in lokasi di path, Floating Market Lembang, Candi Borobudur, Dufan, dan lainnya adalah hal adalah hal yang tidak cukup menarik saat itu.
Lain halnya dengan kegiatan observasi, beberapa orang justru memilih travel sendiri ke pulau Jawa. Terbebas dari biaya penginapan dan tanggungan makan sehari-hari, mereka yang travel sendiri tidak mesti menguarkan dana sebegitu besar layaknya peserta observasi. Bahkan, Verin - solo traveller - sempat menikmati hingga 10 wahana di Dufan, sedangkan peserta observasi hanya 3 wahana saja telah dikumpulkan untuk meninggalkan Dufan. Tidak hanya itu, Verin menikmati kota Bandung dengan berjalan kaki di alun-alun kota Bandung, jalan Asia Afrika, sedangkan peserta observasi hanya melihat dibalik kaca bus yang terus melaju.
Lalu aku? Mengikuti pembaruan mereka di Sosial Media
Lain pasalnya untuk Amicita dan Imatun, mereka dikarantina di new rasaki hotel padang dalam rangka persiapan olimpiade sains provinsi. Hebat bukan? Tentu saja.
Nah, pasca observasi, banyak makanan di kelas-kelas. Mungkin kelasku adalah yang paling royal dalam hal ini. Pembagian pin dan gantungan kunci dari sahabat karib adalah hal yang biasa-biasa saja pasca observasi. Bagi orang sepertiku yang bersahabat dengan puji si anak observasi, kaos jakarta adalah hal yang lumbrah. Kaos Borobudur pun menghampiri tanganku, dari seorang yang tidak boleh disebutkan namanya. Verin si solo Backpacker pun membagikan brownies. Woah, suasana pasca observasi memang menyenangkan.
Kegiatan observasi ini diikuti dengan serius sebagai motivasi dan ajang memperbulat tekad bagi mereka yang benar-benar fokus observasi. Tentu sambil menyelam minum air, tidak sedikit peserta observasi yang melewatkan shopping di metropolitan Jawa. Sejauh yang saya ketahui, ada yang membawa cash hingga 2jt. Omagad untung saja ia bernasib baik dan tidak dicopet atau sebagainya. Dan barangkali masih banyak yang membawa cash diatas nominal tersebut.
Berdasarkan diskusi saya dengan purna observasi 2016, diantara mereka ada yang menguras saku hingga 1,7jt hanya untuk buah tangan. Woah daebak! Satu gantungan kunci juga ada yang membeli hingga 100K. Aku tidak habis pikir dengan kenyataan ini. Dan ini barulah diskusi saya dengan satu orang, bagaimana dengan 90% peserta lainnya? Ah gila.
Selain shopping, sekali mendayung dua - tiga pulau terlampau, ajang observasi juga dimanfaatkan sebagai ajang rekreasi. Hahaha terdengar seperti motto Jakarta Fair saja: "rekreasi sekaligus berbelanja". Tentunya yang menjadi peserta observasi sudah menyiapkan cukup hal untuk hal-hal seperti ini, bahkan ada yang menabung sejak setahun lalu. Memperbarui foto di sosial media dan check in lokasi di path, Floating Market Lembang, Candi Borobudur, Dufan, dan lainnya adalah hal adalah hal yang tidak cukup menarik saat itu.
Lain halnya dengan kegiatan observasi, beberapa orang justru memilih travel sendiri ke pulau Jawa. Terbebas dari biaya penginapan dan tanggungan makan sehari-hari, mereka yang travel sendiri tidak mesti menguarkan dana sebegitu besar layaknya peserta observasi. Bahkan, Verin - solo traveller - sempat menikmati hingga 10 wahana di Dufan, sedangkan peserta observasi hanya 3 wahana saja telah dikumpulkan untuk meninggalkan Dufan. Tidak hanya itu, Verin menikmati kota Bandung dengan berjalan kaki di alun-alun kota Bandung, jalan Asia Afrika, sedangkan peserta observasi hanya melihat dibalik kaca bus yang terus melaju.
Lalu aku? Mengikuti pembaruan mereka di Sosial Media
Lain pasalnya untuk Amicita dan Imatun, mereka dikarantina di new rasaki hotel padang dalam rangka persiapan olimpiade sains provinsi. Hebat bukan? Tentu saja.
Nah, pasca observasi, banyak makanan di kelas-kelas. Mungkin kelasku adalah yang paling royal dalam hal ini. Pembagian pin dan gantungan kunci dari sahabat karib adalah hal yang biasa-biasa saja pasca observasi. Bagi orang sepertiku yang bersahabat dengan puji si anak observasi, kaos jakarta adalah hal yang lumbrah. Kaos Borobudur pun menghampiri tanganku, dari seorang yang tidak boleh disebutkan namanya. Verin si solo Backpacker pun membagikan brownies. Woah, suasana pasca observasi memang menyenangkan.
Comments
Post a Comment