Keluhan untuk Dukcapil Tanah Datar


Assalamualaikum, wr. wb.
Beberapa jam yang lalu saya dan teman saya ke kantor dinas kependudukan dan catatan sipil (dukcapil) untuk mengambil KTP tante teman saya. Sebagai pelajar yang bisa dikatakan belum pernah berurusan dengan kantor dukcapil, wajar bukan kami untuk bertanya dimana tempat mengambil KTP? Namun, kami dibuat kecewa karena tidak ada yang melayani kami dengan sepenuh hati. Kami bertanya ke beberapa pegawai, dan pegawai itu menjawab singkat "Di lakang, lakang."
Oke baik, kami paham, dan kami menuju tempat "lakang" sebagaimana yang dikatakan pegawai tadi. Sesampai disana, tidak ada seorang pun melayani di luar, kami bertanya kembali, dan ada seorang anak sekolah SMK 1 Batusangkar yang magang melayani kami, tidak bertata krama barang kali, ia hanya berucap tanpa beranjak dari komputernya "Isi daftar antrian yang di mungko tu lu". Ya baik, saya dan teman saya mengisinya. Di kolom "status ctk" kami terbentur karena tidak mengerti maksud ctk, kami bertanya, dan seorang ibuk (sepertinya atasan anak magang tadi) menjawab "caliak iko nak ha" dengan nada tinggi dan menunjuk ke tempelan kertas di meja.
Saya dan teman saya terbelalak dengan kejadian barusan, dan kami menganggap masih bisa dimaafkan.

Sembari kami antri menunggu panggilan, datang seorang nenek tua bungkuk berusia 80 tahun, "Ka mambiak KTP," ujar nenek tersebut. Sontak saya dan teman saya berkata, "wak tolong lah" dan kami menghampiri nenek tua itu, "Nek, ka mambiak KTP nek? Isi iko dulu nek." Ternyata nenek itu bermasalah pendengarannya dan kami harus berkata lebih keras, membuat beberapa pengantri lainnya melihat pada kami. Dan ternyata nenek itu tidak bisa menulis karena penglihatannya pun bermasalah, saya mengisikan antrian nenek tersebut. Setelah mengajukan berkas, ternyata nenek tadi tidak menggunakan map dan kami pergi membelikan map untuk sang nenek, nenek berterima kasih sambil mengusap air mata "mokasih nak, ndak ado urang nan manolong do. tacapai cita-cita anak yo nak, jago diri, murah rasaki anak andaknyo", kami tersentuh dan ikut menitikkan air mata... Lalu dimana motto dukcapil CERMAT (CEpat, Ramah, Mudah, Akurat, Transparan) yang ditempel itu? Sejak saya menginjakkan kaki di dukcapil, saya belum menjumpai keramahan. Bahkan untuk sang nenek ia pun tidak diberi kemudahan. Tidak ada yang melayaninya, bukankah seharusnya ada seorang pegawai yang duduk di meja tempat pengisian antrian itu? Dan sepertinya pegawai dukcapil sedang keenakkan goyang kaki dan menyerahkan tugasnya ke anak sekolah yang magang.

Tercipta ketidaknyamanan di pelayanan dukcapil yang amat jauh dari motto pelayanan “Kepuasan Anda adalah Kesuksesan Kami”. Mengapa hanya mengandalkan tulisan di meja? Tidakkah ada pegawai untuk menjelaskan prosedurnya

Saya harap ini menjadi pertimbangan oleh pihak terkait, demi kemajuan kita bersama. Kritikan saya mungkin bisa dimuat di koran, tapi kali ini saya tidak mau memperlihatkan kekurangan di kabupaten saya.

Terima kasih dan harap dimaklumi, wassalam.

Comments

Popular posts from this blog

Lirik Lagu "Odoru Pompokorin" (Maruko Chan)

Rembulan dalam Cappuccino

Analisis Puisi