Posts

Showing posts from November, 2015

ESAIS – Day 2 & 3

Image
Hari kedua aku mengikuti pelatihan menulis esai ini, kegiatannya adalah bedah naskah esai. Kegiatan yang mengasikkan sekali ketika harus membedah karyaku. Esai yang aku tulis sudah memenuhi syarat bagaimana sebuah karya dikatakan sebuah esai. Namun, dua kesalahan fatal yang aku lakukan adalah menyebutkan “Minangkabau” dengan kata “Minang”, dan memulai sebuah kalimat dengan kata hubung: maka, dan, sehingga, tapi, dll.   

ESAIS – Day 1

Image
“Kalo saya, saya mengunjungi seluruh negeri ini karena tulisan saya. Kalo saya sih,” --Darman Moenir.(Darman Moenir adalah seorang sastrawan Indonesia yang rutin menerbitkan karya di Majalah Horison – Horison adalah targetku untuk menerbitkan tulisan yang masih belum kesampean, aku masih belum kesampean, nah Bapak Barman Moenir? Rutin!)   Yap! Kalo saya juga gitu pak! Serius aku juga gitu loh, aku kesana-sini, nginap disana-sini, di hotel berbintang, karena tulisanku. Bahkan, pernah suatu ketika, orang-orang harus bersaing sengit untuk lulus 50 besar agar bisa nginap di asrama SMA N Agam Cendekia yang semi militer, nah aku? Nginap cuma-cuma hanya karena jadi finalis karya esai. Alhamdulillah … Eits, ini bukan bakat!!

Guru pun Perlu Disiasati

Image
Pernah tidak, kamu menyusun strategi untuk menghadapi guru mata pelajaran tertentu? Gak gaul kalo gak pernah! Gituuuu :D Secara teoritis, yang membuat seorang siswa menyusun strategi khusus untuk menghadapi guru tertentu adalah tentang siswa itu sendiri atau memang tentang gurunya. Tentang siswa: siswanya yang tidak taat aturan (tidak mengerjakan tugas misalnya), atau tentang gurunya: marah-marah gajelas... Tapi sejauh ini gak ada ya guru yang marah-marah gajelas, paling juga marahnya gara-gara siswa. Jadi, kesimpulannya, seorang guru tergantung siswanya! First , untuk guru-guru muda (biasanya guru magang atau guru honor), ini adalah jenis guru terfavorit di kalangan siswa. Guru muda itu bawaannya easy going, selama itu tidak mencemarkan nama baik guru yang bersangkutan.

Teorema Cinta

Cinta. Pramoedya Ananta Toer mengatakan "Tidak ada yang baru dibawah sinar matahari, cintalah yang selalu menarik untuk dibahas". Ini pernyataan yang benar sekali menurutku.  Tanpa cinta segala sesuatunya itu terasa hambar. Terbukti padaku, ketika aku tidak mencintai matematika, pelajaran matematika terasa sangat hambar. Namun, saat aku mencintai pelajaran biologi, pelajaran biologi terasa sangat menarik dan asik sekali. True story! Kali ini, aku akan membahas tentang cinta. Di tulisan-tulisanku selalu ada cinta, ada cinta untuk pembaca. Ah ya, sepertinya reputasi blog ini menjadi turun gara-gara aku yang menuliskan dua orang temanku di postingan sebelumnya. Tapi tidak juga, ternyata bagi beberapa orang, postingan RIFQY dan Si DW itu sangat menarik, karena berisi tentang siklus percintaan mereka. Tuh kan, benar apa yang di katakan Pramoedya A. Toer: "cinta selalu menarik untuk dibahas". HAHAHAHA  Seorang klienku, panggil saja Siti, memiliki kasus yang

Si DW

Image
Nah kan, apa coba yang aku bilang di postingan terakhir? "Akan ada seseorang yang memintaku untuk menulis tentangnya". Yeayy! Firasatku benar 1000% :D request kali ini datang dari temanku DW, itu tuh yang sempat ngelantur di postingan Rifqy hahaha Hmmm anyway sebenarnya DW gak minta aku buat post tentang dia, sama sekali enggak, tapi aku anggap dia telah memintaku untuk menuliskan tentangnya. Anggap aja gitu.  Sejujurnya tadi DW cuma minta "Post yang lain", itu aja, tapi bagiku thats mean DW bilang "Post juga tentangku" hahahahaha Eh ini ada yang nanya aku nonton MotoGP apa kagak nih,

RIFQY

“Singkatnya nama yang   dimiliki sama sekali tidak dapat menggambarkan berapa tinggi pemilik nama tersebut.” terbukti pada rifqy, sekalipun namanya singkat, tapi bukan berarti tubuhnya kurang panjang/kurang tinggi. Bagi rifqy, panjang nama dengan panjang tubuh itu berbanding terbalik . Jalul, begitu panggilan cowok yang hobi memiringkan hp nya yang berjaringan (karena ia sedang bermain coc). Terjebak coc dan get rich, rifqy telah teramat sering berurusan dengan penegak hukum dalam perkara yang sama (re: terkena tilang).  Entah apa yang salah padanya, ketika orang-orang lolos dari penilangan, rifqy tetap saja terjerat penilangan. -- Barangkali wajah yang rifqy miliki teramat mirip dengan tersangka pembegalan? Maybe! er i ef qyu y - rifqy. rifqy pake qyu bukan pake ka,

Aku Penulis Favoritmu?

Blog ini tidak terurus lagi, sungguh. Aku mengakuinya dan aku menyadarinya dan aku akan kembali memperhatikannya dan aku akan, dan aku dan aku, dan aku….. ah sudahlah.  Dua hari lalu memang aku sempat mengganti alamat blog ini, dan hari ini aku ganti lagi. Aku baca di tutorial blogger, katanya, mengganti alamat blog akan berdampak buruk terhadap pengunjung blog. Iya, aku sadar. Toh aku pikir ,siapa juga yang mau menulis alamat blogku ini, siapa pula yang berkepentingan dengan blogku ini, mau cari apa dianya, gak ada!  Tapi kalo dipikir-pikir, masih ada kok yang membaca tulisan-tulisan blog ini. Lihat saja, pengunjungnya sudah lebih dari 8K… Aku penasaran, siapa sih, yang sering bolak-balik mondar-mandir di blog ini. Aku mulai linglung, gonta-ganti nama blog, nyari yang pas. Aku berasa jadi blogger puber kayak begini semenjak keseringan baca novel tere-liye. Berasa jadi blogger yang lagi nyari

Ask.fm

Gini loh ya, aku kasih judul "noraknya ask.fm" bukan tentang betapa noraknya ask.fm itu, tapi maksudku betapa noraknya ask.fm mu! Ask.fm lagi trend-trendnya sekarang di Indonesia, gak juga sih, di Indonesia udah lama banget, tapi di kalangan teman-temanku nya aja baru trend. Jadi Ask.fm adalah salah satu web   social network . Dimana penggunanya bisa bertanya apapun ke pengguna lain - sesuai dengan namanya. Kita bisa bertanya kepada orang lain dengan menggunakan identitas, bahkan dengan fiturnya yang menarik yaitu kita dapat bertanya tanpa memberikan identitas (Anonim). Sehingga tidak ketahuan siapa yang bertanya. Di ask.fm kita bisa melihat profil, pertanyaan-pertanyaan yg dijawab,

The Gogons - Tere Liye

Aku ingin sekali mengupas tuntas (percayalah, ini tidak akan tuntas) novel the gogonsnya tere liye, ini novel pertamanya yang aku baca. Super! Lebih dari super bahkan. Ya Tuhan, bagaimana mungkin orang lain (re: Darwis) bisa menulis sampai menohok ulu hati seperti ini. Aku suka, sangat amat teramat suka dengan tulisannya tere liye. The gogons, dari buku inilah aku paham benar, mengerti betul dengan makna “ don’t judge a book, by its cover ”. Iya! Jujur, kesan pertamaku dengan novel the gogons ini adalah sebuah ketidakterkarikan yang sepertinya akan berjung membosankan, melihat covernya yang tidak menarik sama sekali (bagiku)-- maafkan aku darwis, harus jujur seperti ini, tapi

Inisial Pacar?

Pernah tidak, kamu harus berada di tempat dimana tidak ada koneksi internet disana. Aduh, I know what that feel bro and sist. Sakit! Bete! Sebel! Kezel-kezel-kezel. Tapi harusnya aku tidak seperti ini, seharusnya akubelajar banyak dari kondisi ini, bersykur Alhamdulillah sehari-hari aku difasilitasi internet dengan bebas terikat. Aku juga harus turut prihatin terhadap mereka yang setiap hari disini, tanpa koneksi internet. Pembangunan di negera kita memang memprihatinkan. Disini, di saat banyak yang mau aku kasih tau ke kalian, aku harus nulis dulu di Microsoft word and then setelah ada koneksi baru deh post di blog. Alay mungkin. But its okay anyway. Disini hujan, Alhamdulillah. Tiga bulan tidak turun hujan, hujan sih, sikit,